MajalahDUTA.Com, Landak – Peletakan Batu Pertama Pembangunan Paroki St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus Simpang Tiga sudah dilaksanakan pada Jumat pagi, 9 Juli 2021, pukul 10.00 WIB.
Peletakan batu pertama pembangunan dimulai dengan pemberkatan sekaligus peletakan batu pertama oleh Mgr. Agustinus Agus sebagai Uskup Agung Pontianak. Selanjutnya peletakan pertama dimulai oleh Bupati Landak dr. Karolin Margret Natasa, kemudian diikuti Pastor Paroki RP. Albert Trinitas, CSE dan Camat Banyuke Hulu Andrew Gormico, S.IP, M.Si.
Baca Juga: Mgr. Agustinus Agus Ajak Umat untuk Menjaga ‘Nyawa’ dan ‘Jiwa’ Dimasa Pandemi
Upacara pemberkatan peletakan batu pertama pembangunan dimulai dengan penyerahan bantuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Landak kepada panitia dengan nominal 500 juta rupiah. Penyerahan dana dilakukan langsung oleh Karolin selaku Bupati Landak didampingi Mgr. Agustinus Agus Uskup Agung Pontianak, RP. Albert Trinitas, CSE sebagai pastor paroki dan sejumlah umat yang menyaksikan.
Penantian yang Sudah Lama
Acara pagi itu dilaksanakan dengan protokol kesehatan dan pengawalan ketat dari aparat keamanan dan dihadiri oleh masyarakat undangan terbatas.
Dalam sambutan RP. Albert Trinitas, CSE dikatakan bahwa penantian yang sudah lama bagi umat Paroki St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus Simpang Tiga, terutama merindukan untuk memiliki gereja baru, akhirnya telah dimulai peletakan batu pertama pembangunan pada Jumat pagi, 9 Juli 2021.
“Sejak berdirinya paroki ini dan sejak diberikan kepada komunitas kami Kongregasi Carmelitae Sancti Eliae (CSE) yang berkarya di Bandol, pada tahun 2012,” lanjut Pastor Albert. “Waktu itu wilayah ini diberikan kepada kami sebagai paroki. Dimana waktu itu masih kegembalaan Emeritus Mgr. Hieronymus Bumbun, OFMCap yang menjadi Uskup Agung Pontianak.”
Baca Juga: Mgr Agustinus Agus: Kongregasi Suster SFIC Panen Calon Suster
Pastor Albert mengisahkan bahwa kala itu, umat Simpang Tiga, Untang, Perigi dan Semade masih bagian dari Stasi Menjalin.
“Saat itu kami mendirikan Aula. Berjalan dari tahun ke tahun, aula di sini sudah tak tertampung. Maka kerinduan kita untuk mendirikan gereja sudah mulai ada sejak tahun 2015,” katanya.
Pastor Albert mengakui bahwa awalnya memang masih mau didirikan namun masih melihat animo umat, serta antusiasme dalam hidup menggereja.
“Puji Tuhan kerinduan ini bisa terwujud, dan terima kasih kepada Mgr. Agustinus Agus yang mendukung kami untuk membangun gereja ini,” lanjut Pastor Albert. “Bukan hanya dukungan moral, tetapi juga finansial. Begitu juga dukungan dari pemerintah Kabupaten Landak yang selalu mendukung kami.”
Bangga dengan Perkembangan Umat
Selaku Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus berterima kasih atas inisiatif yang diambil oleh kongregasi CSE untuk membangun gereja dan memang sudah lama membicarakanya.
Baca Juga: Kongregasi SFIC Provinsi Indonesia Terima 18 Postulan, 15 Novis, 3 Suster Kaul Perdana
Keuskupan akan tetap mendukung serta sangat bangga dengan perkembangan umat yang ada di paroki-paroki.
Mgr. Agus juga mengungkapkan di pihak lain, perkembangan tersebut harus didukung dengan dana yang memadai.
“Sampai sekarang sejak saya datang ke Pontianak 2014, sudah ada 5 paroki baru, mulai dari karangan, jelimpo, jagoi Babang, Mempawah, Mandor dan tanggal 20 juli ini saya akan meresmikan Monterado sebagai paroki baru,” kata Uskup Agus.
Covid-19 ini Mengajarkan Kita
Dalam kesempatan itu juga, Mgr. Agus menyampaikan beberapa bulan yang lalu, Bupati Landak sudah meletakan batu pertama pembangunan di Meranti. “Saya sudah kesana melihatnya dan itu juga merupakan cikal bakal paroki baru,” kata Uskup Agus.
Mgr. Agustinus Agus melihat sama seperti Meranti, jika ada gereja maka harus dibangun pastoran.
“Oleh karena itu kalau pihak keuskupan yang ‘nampaknya seakan-akan kurang mendukung’ pembangunan daerah, bukan berarti tidak mendukung, tapi kita harus mengutamakan prioritas,” ujarnya.
Baca Juga: Sebuah Konsep Pendidikan Berkarakter Dominikan
Uskup juga mengingat kembali untuk Desember tahun 2020 yang lalu, telah dilaksanakannya peletakan batu pertama pembangunan tempat tinggal Uskup di Pontianak. “Dan itu juga membutuhkan dana,” lanjut Uskup Agus. “Keinginan saya jika pusat menjadi kuat tentu arah kita juga ke daerah-daerah, walaupun demikian tetap kita bantu, misalnya peletakan batu pertama gereja di Lingga dan membantu pembangunan. Dilain sisi saya juga masih membantu membangun menyelesaikan Gereja Pahauman.”
Sebagai Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus berharap umat mendukung maksimal, apa yang bisa dibantu, sebab kekuatan gereja adalah kebersamaan.
“Covid-19 ini mengajar kita untuk mampu mandiri, gereja tidak mungkin lagi hidup dari derma,” lanjut Uskup. “Jadi kadang-kadang, begitu ketika tidak ada orang ke gereja lagi derma anjlok sampai 80%.”
Baca Juga: Komunitas PSM STKIP Pamane Talino: “Stand For Humanity”
Uskup Agus menggarisbawahi kemandirian haruslah mutlak, karena gereja sekarang tidak bisa hidup lagi dari donatur, maka apapun harus diberdayakan misalnya daerah ini ada sawah dan kolam ikan maka beradayakanlah.
“Covid-19 ini mengajarkan kita, untuk tidak menggantungkan diri dari orang lain,” kata Mgr. Agus.
Bupati Landak Apresiasi Langkah Pembangunan Paroki
Sebagai Bupati Landak dr. Karolin Margret Natasa mengapresiasi panitia dan umat yang telah bersusah payah untuk memulai pembangunan gereja di Simpang Tiga.
Bupati berharap dengan adanya gereja, maka pembinaan dan pembangunan iman dan umat menjadi lebih baik lagi dan pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan di Kabupaten Landak.
Selaras dengan apa yang disampaikan oleh Mgr. Agustinu Agus, Katolik juga melihat bahwa saat ini masayarkat sedang berada di zaman yang luar biasa. Dimasa yang tidak normal banyak hal yang saat ini sedang dikhawatirkan.
Baca Juga: Pengen Kuliah Kampus Terbaik, Kami Solusinya
“Kita khawatir dengan kondisi pandemi Covid-19 (penyakitnya), karena itu berdampak juga dengan pertumbuhan ekonomi,” lanjut Bupati. “Apalagi masyarakat, gereja saja mengalami imbas dari situasi pandemi karena banyak orang tak bisa bergerak.”
Zona merah
Bupati juga menyampaikan untuk beberapa daerah seperti daerah yang terdampak zona merah, karena itu membuat perubahan yang luar biasa pada dunia dan masyarakat.
“Namun dengan demikian tak menyurutkan iman kita, karena Tuhan akan hadir dan menguatkan kita semua,” kata Bupati.
Dengan itu bersama Pastor Paroki dan umat, meski pelan namun pasti akan menyelesaikan pembangunan maka dari Pemerintahan Daerah Kabupaten Landak menyiapkan anggaran dasar, berasal dari anggaran APBD Landak, sebesar 500 juta rupiah.
Baca Juga: Kardinal Parolin menandai peringatan kematian 1.300 tahun St. Odile
“Sebenarnya pengen ngasi lebih, Cuma uangnya enggak ada,” ujar Karolin.
Karolin berharap mudah-mudahan dengan adanya modal itu paling tidak sudah bisa untuk modal awal menancap tiang.
“Karena ini anggaran pemerintah, maka kami sangat mengharapkan panitia menggunakannya dengan baik kemudian pada bulan Desember sudah menyerahkan laporan keuangan dengan nanti dapat dipertanggungjawabkan,” katanya.