MajalahDUTA.Com, Pontianak,- Belum banyak umat katolik di Indonesia yang mengenal apa itu Misionaris Para Rasul Kudus alias MSA. MSA ini merupakan sebuah tarekat atau kongregasi religius para imam katolik Roma.
Tepat pada Selasa, 29 Juni 2021 di hari Raya St. Petrus dan Paulus, telah ditahbiskannya dua imam dan satu diakon MSA di Keuskupan Agung Pontianak. Perayaan dimulai pada pukul 09.00 WIB yang dipimpin lansung oleh Mgr Agustinus Agus, Uskup Agung Pontianak dan didampingi RP Frey Martin Mancera Lombana, MSA sebagai animator untuk MSA Indonesia.
Imam MSA yang ditahbiskan tersebut yakni Diakon Blasius Hide Waton, MSA dan Diakon Yohanes Febi Toring, MSA yang hari ini sudah ditahbiskan menjadi Imam. Kemudian Frater Fransiskus Roke, MSA mulai hari ini menjadi diakon.
Baca juga: Uskup Agung Pontianak Berkati Busana Calon Imam Misionaris Para Rasul Kudus (MSA)
Acara tahbisan dua imam dan satu diakon MSA itu pula dihadiri juga oleh 16 imam lainnya. Dalam awal sambutan misa, Mgr Agustinus Agus mengungkapkan bahwa masa sekarang ini, hidup sebagai gembala penuh dengan tantangan dan hambatan. Ditambah lagi pandemi Covid-19.
Dengan adanya pandemi ini, secara otomatis gereja juga terkena dampaknya. “Mau atau tidak mau, kita harus hadapi situasi seperti ini, namun justru itulah tantangan bagi seorang gembala,” kata Mgr Agus.
Kesempatan itu juga, Mgr Agustinus Agus menggarisbawahi sikap seroang imam yang paling penting yaitu hendaknya menjadi gembala yang kreatif, bagaimana pun kondisi dan caranya.
”Bagi saya seorang imam adalah seorang gembala,” lanjut Uskup. “Seorang gembala kenal domba-dombanya. Karena ia kenal domba-dombanya maka imam tahu kebutuhan akan umatnya.”
Pandemi Covid-19, kesempatan Refleksi
Dalam homilinya Mgr Agustinus Agus menjelaskan pandemi covid-19 memaksa manusia untuk refleksi, terutama untuk kaum berjubah. “Karena sulitnya akses dengan protokol kesehatan dan jaga jarak dengan banyak orang jangan sampai semangat melayani juga sampai redup,” ujarnya.
Uskup Agung Pontianak menguatkan imam yang ditahbiskan sekaligus mengingatkan para imam lainnya untuk tidak takut berkorban dan menjadi garda depan dalam melayani umat ditengah covid-19.
Baca juga: Apa sih, Tarekat MSA itu?
“Jangan takut mau doakan orang yang meninggal karena covid-19, justru imam harus menjadi teladan. Tentunya dengan protokol kesehatan sesuai dengan arahan tenaga medis,” lanjut Uskup. “Sebagai kaum berjubah, sikap tanggung jawab dengan tugas yang diemban haruslah menjadi contoh yang nyata ditengah dunia, itulah yang membedakan kaum berjubah dan orang biasa.”
Mgr Agustinus Agus mengisahkan dimana pada awal pandemi Covid-19 melanda, Paus Fransiskus pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma, berani berkunjung ke Irak. “Bagi saya, bagi seorang gembala dan seroang pastor ini adalah sinyal bahwa, situasi apapun tidak boleh membatasi pelayanan seorang gembala,” tambah Uskup.
“Bagi saya pribadi,” lanjut Uskup. “Baik oleh diakon maupun oleh imam, semua itu adalah tugas sebagai gembala. Hal itu bukan tidak melulu sebagai gembala saja, tetapi menjadi gembala yang baik.”
Uskup Agung Pontianak menjelaskan bahwa menjadi seorang gembala yang baik sudah jelas di Kitab Suci yakni, gembala yang baik adalah gembala yang berani meninggalkan 99 dombanya yang sehat-sehat untuk mengunjungi satu yang sakit.
“Berani meninggalkan kemapanan, berani meninggalkan hidup mewah untuk menyelamatkan satu orang agar ia juga selamat,” tambah Uskup. “Gembala yang baik dalam kitab Suci jelas, yakni mengantar domba-dombanya kepada yang rumput hijau. Gembala yang baik berani menjaga dombanya, dari serangan binatang buas.”
Mohon doa
Sebagai perwakilan imam yang baru ditahbiskan RP Yohanes Febi Toring, MSA mengucapkan segenap terimakasih kepada semua pihak yang sudah membantu mereka dalam menyiapkan tahbisan maupun semua donatur yang sudah membantu mereka dengan caranya masing-masing.
Pastor Yohanes Febi Toring, MSA juga meminta dukungan doa dari semua umat serta sanak keluarga.
“Sebagai imam muda, kami mohon dukungan doa yang terus-menerus menggiring perjalanan kami dalam proses menjadi imam dan menyertai perjalanan kami selanjutnya sebagai imam dan diakon. Doa anda merupakan kekuatan bagi langkah kami selanjutnya,” ujar Pastor Toring.
Baca juga: Yang Mana Ya, Bapak Uskup Agung Pontianak itu?
Animator untuk MSA Indonesia, RP Frey Martin Mancera Lombana, MSA menyampaikan salam damai dan cinta dalam Kristus Yesus atas nama Animator Jeneral, Pastor Luis Luna Barrera, MSA dan dewannya,
Pastor Frey menceritakan sebenarnya Animator Jeneral ingin berpartisipasi dalam perayaan yang penuh makna itu, tetapi karena pandemi mereka harus menahan diri untuk tidak mengikuti upacara tahbisan.
“Bagi para anggota MSA, ini adalah suatu kegembiraan yang besar untuk dapat diceritakan bersama para imam baru Johannnes Ebit, MSA dan Blasius Waton, MSA dan diakon baru Fransiskus Roke MSA dalam pelayanan Gereja universal dalam konteks Karisma dan Misi kami sebagai Misionaris Para Rasul Kudus di Indonesia,” kata Pastor Frey.
Kami adalah komunitas yang sangat muda di sini di Indonesia, kami baru berusia 10 tahun, namun Tuhan yang berbelas kasih telah memberkati kami dengan saudara-saudara ini yang merupakan anggota MSA pertama yang dibentuk oleh komunitas MSA sejak novisiat, waktu integrasi dan sekarang sebagai pelayan altar,” lanjut Pastor Frey. “Kenangan dari pendiri kami, Pater Eusebio Enrique Menard OFM, telah dihormati hari ini. Dan masa depan serikat di Indonesia memberi suatu langkah baru, semakin memperteguh kita di jalan pewartaan Injil.”
Sebagai Missionaris Panggilan
Pastor Frey menitik beratkan bahwa para anggota MSA adalah misionaris panggilan dan karisma serta misi kami di dalam Gereja tidak akan pernah terbatas pada pembentukan, promosi dan pendampingan panggilan semata-mata dan secara eksklusif untuk serikat MSA; “Kami, sebagai misionaris panggilan, dengan senang hati bekerja sama dengan keuskupan tempat di mana kami bekerja, mendukung para uskup, tidak hanya dengan anggota kami, tetapi juga berkolaborasi dalam promosi dan pendampingan panggilan yang berorientasi pada hidup diosesan,” katanya.
“Terima kasih, Monsinyur, karena memberi kami kehormatan untuk menahbiskan saudara-saudara kami,” tambahnya. “Saya yakin bahwa mereka akan meninggalkan panji-panji iman yang sangat tinggi dan dalam setiap Ekaristi yang mereka rayakan dan hayati, mereka akan menghadirkan Tuhan kita Yesus Kristus di altar dunia.”
Baca juga: 5 Pertanyaan Teratas Umat Katolik Tentang Vaksin COVID-19 (dan Jawabannya)
Tak lupa juga Pastor Frey mengungkapkan untuk para saudara MSA di seluruh dunia yang telah mengikuti transmisi melalui internet, semoga Tuhan mengabulkan doa dan dalam kebersamaan, dan diucapkan juga teruma kasih kepada kaum awam dan kepada para guru dan dosen yang telah memungkinkan terbentuknya para saudara ini dan telah bermurah hati membantu mempermudah mereka untuk sampai pada hari yang indah ditahbisan pada selasa 29 Juni 2021.
Menutup sambutanya, Pastor Frey mengingatkan kembali kepada para saudara yang telah ditahbiskan, “dengan mengatakan YA seperti Perawan Maria di hadapan Tuhan, terima kasih karena telah menerima misi ini, Anda hari ini menjadi saksi bagi mereka yang akan datang, semoga terus memberi teladan hidup Kristiani dan semoga kesaksian kalian sebagai jalan terbaik untuk mempromosikan panggilan,” katanya.
Tugas yang diemban imam muda dan diakon MSA
Selaras dengan itu, Pastor Fray mendoakan Pastor Johannes Ebit MSA, semoga misi di Kolombia menginspirasi banyak saudara dari Indonesia untuk berkata sepertinya: “Saya di sini Tuhan, untuk melakukan kehendak-MU”.
Ia juga tidak lupa menyampaikan kepada Pastor Blasius Waton, MSA semoga tugas yang diberikan kepadanya oleh komunitas MSA di Indonesia menjadi dasar untuk memberikan kesaksian dan teladan hidup di hadapan para formandi yang dipercayakan kepada Anda dan kepada anggota MSA yang harus Anda bimbing dalam tugas sebagai Penanggung Jawab Formasi di Indonesia.
Kemudian ia juga menyampaikan tugas untuk Diakon Fransiskus Roke MSA, semoga bantuan tanpa syarat dari –nya di Paroki St. Fransiskus Assisi di Pakumbang, dan di mana diakon akan tinggal dan menjalankan pelayanan masa diakonat, “menjadi taman di mana Anda menabur benih-benih Sabda Allah, mengolah dan merawatnya ; dan melihatnya berkembang dan berbuah,” lanjutnya.
“Terima kasih kepada Pastor Romanus Sangkur, MSA dan Pastor Rubén, MSA. Terima kasih karena telah membentuk, membina dan merawat saudara-saudara kita ini, saya mengakui kualitas Anda sekalian, pengorbanan dan dedikasi Anda dalam tugas pembinaan saudara-saudara kita ini, hanya Tuhan yang tahu bagaimana menghargai dan membalas kemurahan hati dan dedikasi Anda,” kata Pastor Fray.
Akhirnya ia menyampaikan harapannya semoga semua umat menjadi satu dalam Kristus Yesus dan semoga Kepengantaraan yang penuh kasih dari Perawan Maria Ratu Para Rasul, bersama dengan perlindungan dari para Rasul yang Kudus, menjadi penghiburan bagi seluruh umat manusia.