Thursday, May 2, 2024
More

    Misa Kamis Putih: Kisah Menarik Romo Saat Misa dan Filosofi Gereja Baru Senakin

    MajalahDUTA.Com,Pontianak-Pada hari Kamis, 1 April 2021 pukul 19.00 di gereja St. Agustinus yang merupakan gereja baru di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, telah dilaksanakan Misa Kamis Putih. Warga sangat antusias untuk datang dan berdoa di momen Kamis Putih yang datangnya hanya sekali dalam setahun ini.

    Misa yang dipimpin oleh Romo Andre Kurniawan, OP tersebut dilaksanakan dengan cara yang cukup berbeda dari tahun-tahun sebelumnya akibat dari pandemi Covid-19 yang belum usai. Penerapan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan sangat diperhatikan dalam perayaan misa. Saat berada di depan pintu gereja, ada petugas yang memeriksa temperatur tubuh umat dengan Thermogun.

    Umat yang hadir hampir semuanya mengenakan pakaian berwarna putih, karena menyesuaikan dengan perayaan misa, yaitu Misa Kamis Putih.

    Kamis Putih

    Romo Andre dalam homilinya mengatakan, sulit untuk memahami bahwa kita perlu mengizinkan orang yang kita hormati dan kita agungkan untuk melayani kita. Petrus pun merasakan demikian, Ia juga menolak untuk mengizinkan Tuhan membasuh kakinya. Romo menambahkan, kenangan yang pertama kali dialami oleh manusia selalu meninggalkan kesan yang tak terlupakan.

    Baca Juga: Kedua Kalinya Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus Dapatkan Anugrah Award untuk Leadership

    “Ketika kita ingat pertama kali terima komuni pertama rasanya senang dan bahagia, juga ketika pertama kali saya melayani Tuhan sebagai putra-putri altar, itu saya masih ingat kenangan yang pertama,” ungkapnya.

    Ia juga menceritakan pengalaman saat pertama kali memimpin perayaan ekaristi saat menjadi pastor bukanlah di gereja, melainkan di rumah sakit. Romo menceritakan bahwa kala itu, dirinya diminta oleh pastor paroki nya yang terbaring di rumah sakit untuk memimpin misa saat itu juga, “Itu kenangan pertama saya, misa pertama tanpa persiapan, apa adanya dan saya gemetaran,” Ungkapnya.

    Romo mengatakan, cinta Yesus kepada manusia tak terbatas dan dia mengajak umat dalam suasana sedih sekalipun untuk bisa mengingat apa saja yang telah Tuhan berikan kepada manusia. “Kita seringkali mengeluh tidak punya waktu untuk Tuhan, padahal kita punya waktu untuk pekerjaan kita, punya waktu untuk membuka internet, main handphone. Bahkan kita tau kapan sinyal handphone kita lemah, tapi kita tidak tau bahwa jiwa kita juga lemah. Kita punya waktu untuk berbicara kepada orang lain, tapi kita lupa untuk berbicara dengan Tuhan,”

    Baca Juga: Mgr Agustinus Agus Ungkapkan Rendah Hati Harus Ditunjukkan dengan Perbuatan

    Dikatakannya, yang pertama dan utama bukanlah orang yang kita sayangi, bukan juga peristiwa yang kita alami, tapi justru yang pertama harus diingat adalah cinta kepada Tuhan. “Marilah kita belajar untuk mencintai Tuhan, untuk mengampuni sesama kita, karena Tuhan sudah lebih dulu mengasihi kita sebelum kita mengasihi Tuhan. Kita percaya bahwa Yesus tidak pernah meninggalkan kita dan dia akan menyempurnakan kita,” ucapnya.

    Melayani

    Setelah misa, Herkulanus selaku Ketua Umat mengatakan bahwa akibat dari pandemi Covid-19, umat yang hadir hanya mencapai separuh dari kapasitas gereja. Bahkan gereja yang baru jadi tersebut juga belum sempat diresmikan karena terkendala Covid-19. Terkait jalannya misa, Herkulanus berkomentar bahwa dari khotbah pastor banyak yang bisa diambil hikmahnya, “Pastor mengingatkan kita bahwa Tuhan haruslah menjadi cinta pertama kita, itu sangat luar biasa,” ucapnya.

    Sapiur selaku ketua pembangunan gereja mengatakan, bahwa orang beragama itu banyak, tapi yang dituntut itu adalah iman, karena iman lah yang akan menyelamatkan hidup manusia.

    Baca Juga: Kebangkitan

    Terkait pembangunan gereja, Sapiur menambahkan bahwa umat dibangun bukan sekedar imannya, tapi bagaimana agar umat juga merasa betah di gereja, bagaimana menampilkan gereja itu sebagai kebanggaan bagi umat di Senakin. “Kalau kami punya misi tapi jika tanpa semangat dari umat kami juga akan sia-sia,”

    Ia mengatakan bahwa gereja baru di Senakin ini merupakan perpaduan dari gaya modern dan juga ciri khas daerah. “Jadi semacam kearifan lokal juga kami ambil. Filosofi gereja ini jika dilihat dari depan dan masuk ke dalam itu adalah perisai, yang berarti tempat berlindung dari serangan iblis dan sebagainya,”

    “Lokasi gereja ini cukup jauh dari jalan agar terhindar dari kebisingan,” tutupnya di akhir kalimat. Roman_komsoskap

    Related Articles

    Stay Connected

    1,800FansLike
    905FollowersFollow
    7,500SubscribersSubscribe

    Latest Articles