Oleh: Samuel- Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Pontianak
MajalahDUTA.Com, Pontianak- Menuangkan pengamatan, pengalaman dan sebuah peristiwa manusia ke dalam bentuk literatur adalah seni dari menulis. Umumnya menulis membutuhkan keahlian yang memenuhi standar dan teknik literatur tertentu.
Kebanyakan bidang dalam penulisan kreatif (dari akademi dan penerbitan, hingga permintaan hibah dan penulisan teknis) membutuhkan gelar pendidikan yang tinggi, termasuk setidaknya gelar Sarjana dan seringkali gelar Master dalam penulisan kreatif, literatur, jurnalisme atau bidang terkait.
Menulis juga dibutuhkan dalam segala hal termasuk media Gereja. Apa jadinya jika tidak ada yang menuliskan Alkitab atau catatan sejarah lampau? Mungkin sampai saat ini, manusia hanya hidup dalam bayang-bayang hayalan dan ocehan belaka.
Gereja membutuhkan penulis. Penulis yang bertugas menuliskan karya pastoral dan menulis peristiwa yang sedang dikerjakan oleh Gereja. Tulisan yang digarap saat ini akan berguna dikemudian hari. Tulisan itulah yang menjadi saksi sejarah nyata dimasa lampau untuk sumbangan dimasa depan. Sebagaimana pepatah bijak ada mengatakan, menulis merupakan pekerjaan untuk keabadian.
Bagi sahabat Orang Muda Katolik dan umat sekalian, tidaklah sulit untuk menulis berita-berita yang sedang terjadi di Paroki. Cukup bermodalkan smartphone, Anda sudah bisa menggarap sebuah tulisan untuk berita serta lengkap dengan foto.
Dalam hal ini Tim Majalah DUTA akan berbagi tips untuk menulis berbagai kegiatan yang akan dan sedang terjadi di paroki Anda.
Pertama, mulailah men-draf daftar 5 W + 1 H.
5W + 1H :
– Apa: Apa yang terjadi?
– Siapa yang melakukan?
– Di mana kejadiannya?
– Kapan waktu temanya?
– Mengapa: Mengapa kegiatan itu dilakukan?
– Bagaimana: Bagaimana proses itu berlansung?
Baca Juga:
- Mulai Misi Parokial di Sambas dengan Sentuhan Kemanusiaan
- Menilik Jejak Gereja Kristus Raja Paroki Sambas
- Pastor Lukas Ahon, CP Ungkapkan Inti Sari Kata Solider- Minggu Paskah 2021
Jika tulisan itu sebuah momen, ceritakanlah peristiwa tersebut dengan gaya bahasa kita sendiri. Dalam menulis berita, usahakan hindari menulis gaya notulen (mencatat mentah apa yang didengar dan dilihat) tetapi usahakanlah tulisan kita mampu menceritakan dan menggambarkan peristiwa yang sedang berlansung.
Pikirkan Judul Terlebih Dahulu
Sebagai penulis pemula atau seorang peliput, penting kiranya untuk memikirkan judul tulisan terlebih dahulu.
Membuat judul tulisan artinya membuat sudut padang atas tulisan yang sedang digarap dan akan digarap. Jika seorang penulis sudah menentukan judul tulisannya tentu dengan sendirinya ia juga tahu batasan-batasan apa saja yang mau ia masukkan.
Dengan kata lain, dengan adanya judul maka tulisan sang peliput diharapkan lebih terarah dan tujuannya jelas.
Jika tulisan mau diangkat secara mendalam dengan tema dan topik tertentu, kami menyarankan untuk membuat subjudul dari tema besar tulisan yang sedang diangkat.
Setelah tahu dua bagian penting diatas kemudian tahapan selanjutnya mulailah menulis. Karena hanya dengan melakukannya Anda sudah latihan dan itupun harus selalu diasah.
Dalam menulis hendaknya nikmati setiap proses tulisan dan tentukan target dari berapa banyak maupun berapa lama dalam menulis (catatan: jika menurut penulis cukup maka sudahilah, jika tulisannya belum cukup maka lanjutkan saja sampai penulis merasa puas dengan tulisannya).
Perbanyak Baca Tulisan
Pelan-pelan seorang penulis akan menemukan gaya bahasanya sendiri dalam menuturkan sebuah peristiwa atau tulisan yang mau diangkat. Namun mau bagaimanapun seorang penulis baiknya meluangkan waktu untuk membaca.
Semakin banyak membaca berbagai jenis tulisan, besar peluang penulis akan mendapat kosakata baru. Jika bisa seorang penulis pemula hendaknya mencari mentor penulis yang dianggap menguasai dan sudah memiliki karya, agar tulisannya bisa berkembang dan menjadi lebih baik.
Cobalah sesekali mengikuti lomba menulis atau mengirimkan tulisan di media-media yang ada. Karena hal ini akan membuat penulis terus semangat dalam menulis, dengan cara itu penulis sudah berlatih dan mengetahui sejauh mana kemampuannya.
Intinya jangan mudah menyerah, jika karya Anda ternyata belum berhasil dimuat. Coba tulis lainnya dan kirim lagi. Belum dimuat bukan berarti tulisanmu jelek kok.
Siapa tahu hanya belum pas saja dengan media yang di kirimkan itu. Mungkin isinya kurang sesuai dengan misi dan visi media. Tapi yang paling penting adalah selalu perbaiki tulisan Anda hari demi hari.
Banyak membaca, mencari informasi dan memperluas wawasan dalam berbagai bidang adalah suatu keharusan bagi calon wartawan (Journalist) dan Penulis. )*
Sumber: Berbagai Literatur, Berbagai Sumber Internet dan Secuplik Pengalaman dalam menulis liputan.