MajalahDUTA.Com, Pontianak- Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus Nostalgia di Paroki St. Petrus dan Paulus Sekadau, Minggu 21 Maret 2021. Misa dihadiri oleh umat paroki dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan ketentuan pemerintah. Seperti biasa, misa minggu pagi dimulai pukul 07.00 WIB, misa dipimpin oleh Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus didampingi oleh Pastor Paroki yakni Pastor Kristianus, CP dan Pastor Mingdry Hanafi Tjipto, OP.
Dalam misa minggu itu, Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus mengungkapkan rasa rindunya dengan paroki sewaktu bertugas di Paroki tersebut pada tahun 1987.
Mgr. Agustinus Agus mengisahkan sedari 19 Juni 1977 di tahbisan di Paroki St. Petrus dan Paulus Sekadau, yang kala itu ditahbiskan langsung oleh Mgr. Hieronymus Bumbun, OFM. Cap. Dengan motto tahbisan diambil dari Mazmur 28: 8. “Tuhan adalah kekuatan bagi umat-Nya dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya.
Sebagai putra pertama orang Dayak di daerah itu, berbondong-bondong orang yang menggunakan motor air. Ada yang dari Meliau, Tayan, Sekadau, Sanggau dan sekitar daerah tersebut menggunnakan motor air yang kala itu akrab dengan sebutan motor air Bandung.
Buah Sulung Telah Tiba
Sebagai orang daerah itu juga, Arkady yang kini bekerja sebagai pegawai Keuskupan Agung Pontianak (driver) mengaku dahulu waktu tahun 1977 peristiwa tahbisan imam tersebut sudah ia ingat betul. Karena saat itu, Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus adalah orang Dayak pertama dan putera daerah pertama yang ditahbiskan menjadi imam dengan mengangkat tema “Buah Sulung Telah Tiba”.
Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus menceritakan secara singkat perjalanannya menjadi imam dan pemimpin umat sedari ditahbiskan.
“Usai enam bulan ditahbiskan menjadi imam mulai 1 Januari 1978, saya diangkat menjadi pastor paroki di Senanga. Dulu Senanga termasuk wilayahnya Kecamatan Nanga Taman dan Nanga Mahap. Sekarang kedua itu kan menjadi paroki sendiri-sendiri,” kata Mgr Agus.
Ia mengisahkan dari tahun 1981-1983 mulai bertugas di Paroki St. Petrus dan Paulus Sekadau. Selanjutnya, Mgr. Agus melanjutkan kuliah di Amerika tahun 1983-1985. Selesai kuliah pada tahun 1985-1995 dan menjadi Pastor Paroki Katedral Keuskupan Sanggau.
Mgr. Agus juga menceritakan saat ia diangkat menjadi Administrator Apostolik Keuskupan Sintang 1 Januari 1996.
Baca Juga: Dalam Waktu Dekat Keuskupan Agung Pontianak akan Memiliki Universitas Katolik
Persis menjadi Uskup Sintang tertanggal 28 Oktober 1999 dan ditahbiskan menjadi Uskup Sintang pada 6 Februari 2000 oleh Kardinal Julius Darmaatmadja, SJ. Saat itu didampingi oleh Mgr. Hieronymus Bumbun, OFM. Cap sebagai Co-Consecrator dan Mgr. Renzo Fratini sebagai Nuncio Apostolik.
Ia mengisahkan dari Uskup Sintang kemudian diangkat menjadi Uskup Agung Pontianak, oleh Paus Fransiskus 3 Juni 2014. Penerimaan Pallium di Basilika Santo Petrus Vatikan (29 Juni 2014) dimana saat itu tepat pada perayaan Hari Raya Petrus dan Paulus. Dalam refleksinya, persis pada Paroki yang bernama St. Petrus dan Paulus, ia pun menerima Pallium pada hari Raya Petrus dan Paulus di Vatikan.
Kampanye Vaksinasi Covid-19
Dalam misa minggu itu, Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus mengajak umat untuk tidak takut di vaksin. Karena berhubung dengan pandemi Covid-19 yang mewabah ini, salah satu partisipasi masyarakat yang nyata adalah mendukung program pendidikan.
Sebagaimana yang beliau katakan, untuknya yang berusia 71 tahun pun tidak takut untuk divaksinasi.
Sebagai Pastor Paroki Sekadau, Pastor Kristianus, CP berterima kasih dan turut bangga, karena kali ini bisa bersama Mgr. Agustinus Agus dalam misa minggu biasa di Sekadau, Minggu 21 Maret 2021.
“Sebagai pemimpin paroki dan perwakilan umat di paroki, kami sangat senang. Semoga Monsinyur bisa mampir di tempat kami jika kebetulan lewat. Kami sebagai umat paroki menerima dengan senang hati kedatangan Mgr. Agustinus Agus,” ucap Pastor Paroki.
Rumus Iman Katolik
Dalam homilinya, Uskup Agung Pontianak Mgr.Agustinus Agus mengatakan sebagai orang yang percaya akan Kristus, jangan pernah takut untuk menghadapi situasi apapun. Bahkan sebagai orang katolik, jangan pernah takut akan kematian.
Baca Juga: Mgr Agustinus Agus Terima Plakat Professional Award 2021
Kematian memang ditakuti oleh siapapun. Oleh karena itu Tuhan Yesus menyelamatkan manusia dengan kematian agar manusia jangan takut mati. “Jelas dalam Injil yang kita dengar tadi, bahwa orang yang mencintai nyawanya akan kehilangan nyawanya,” katanya.
Mgr. Agus mengatakan bahwa nyawa yang kekal adalah hidup abadi di Surga. Ia mengatakan bahwa kadang-kadang, manusia bisa saja mengalami konflik batin. Misalnya, orang yang mengatakan peristiwa kematian sangat menakutkan.
Justru ia mengungkapkan dengan terang hanya dengan melalui kematian manusia bisa mencapai hidup kekal. “Tapi jangan juga bunuh diri, karena bunuh diri adalah tindakan dosa,” katanya.
Kenyataannya sekarang karena Covid-19 yang meresahkan bahkan membuat banyak orang semakin takut akan kematian. Uskup menceritakan sedikit tentang peristiwa belum lama ini terjadi tragedi Pesawat Sriwijaya yang jatuh dan semua yang ada di pesawat meninggal.
Mgr. Agustinus Agus mengatakan jika hal itu terjadi yang bisa manusia lakukan hanya berdoa dan berserah dengan iman yang diyakini.
“Jadi saudara-saudari yang terkasih sebetulnya kalau Yesus mengatakan siapa yang mencintai nyawanya, akan kehilangan nyawanya dan konteks ini hanya mau mengingatkan bahwa sebagai insan manusia harus saling memperhatikan,” ujar Uskup Agus.
Baca Juga: Mgr. Agus Ucapkan Terima Kasih untuk Indonesia Award Center
Uskup Agung Pontianak menarik sebuah contoh dari teladan Yesus memperhatikan nyawa banyak orang. Mulai dari contoh saat ribuan orang lapar. Dalam Injil mengisahkan Yesus memberi makan dengan 5 roti dan 2 ikan. Orang bisu disembuhkan, orang lumpuh bisa berjalan, orang tuli mendengar bahkan Lazarus yang mati dihidupkan. Peristiwa itu adalah tanda bahwa Yesus juga ingin manusia mengalami kehidupan, tapi tidak terlena dalam ketakutan.
Untuk itu seturut dengan rumus iman katolik Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja katolik yang kudus, persekutuan para kudus, pengampunan dosa, kebangkitan badan dan kehidupan kekal. Amin. “Itulah yang menjadi modal dasar kita sebagai pengikut kristus. Karena ada hidup kekal,” ujarnya.
Sebagai Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus memaparkan bukti adanya hidup kekal di dunia ini adalah dengan adanya kaum berjubah. Kaum berjubah ada fungsinya, yaitu sebagai alarm bahwa hidup manusia akan mengalami kematian dan sebagai tanda adanya kehidupan kekal setelah kematian. “Untuk itu, rugi saya jadi imam kalau tidak ada hidup kekal,” canda Mgr. Agus dalam homili.
Ia menegaskan juga kepada semua umat untuk jangan pernah takut untuk melakukan kebaikan, karena manusia menyadari bahwa setiap insan pasti punya kekurangan dan kelemahan. Justru karena itulah manusia harus menjadi kekuatan dan menjadikannya tonggak keyakinan iman dan kepercayaan sebagai pengikut Kristus.
Mgr. Agustinus Agus Bertemu mantan Anak Asrama
Minggu, 21 Maret 2021, ditengah khusyuknya misa Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus juga menyapa anak asramanya dulu, Aron, SH yang merupakan Calon Bupati Sekadau periode 2020-2025.
Usai perayaan misa, Aron menemui Mgr. Agustinus Agus di Pastoran sembari minum kopi bersama Pastor paroki dan Monsinyur.
Baca Juga: Apa Makna “Jalan Salib” Bagi Umat Katolik?
Dari 65 wakil rakyat yang berasal keseluruhan dari 8 dapil ini dilantik oleh perwakilan dari Pengadilan Tinggi Kalbar. Satu diantara 65 nama tersebut ialah Bapak Aron, SH. Pria bernama lengkap Aron, SH ini berasal dari dapil Kalbar 6, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sekadau.
Ia dilahirkan di Nyonak, 3 Oktober 1974 beragama Katolik dan beralamat di Nanga Mahap, Sekadau. Aron mengenyam pendidikan SD Negeri 3 Batu Pahat 1989, SMP Suparna Nanga Taman 1992, SMU Swasta Karya diakui Sekadau 1995 dan S1 Untan 1999.
Politisi Partai Demokrat ini juga aktif berorganisasi, diantaranya ialah Pengurus Ikatan Sarjana Katolik Sekadau.Ia juga Ketua Nasional Benteng Kerakyatan, Ketua DPAC Demokrat, Pengurus DAD Sekadau hingga Wakil Ketua DPC Partai Demokrat Sekadau. Sebelum menjadi anggota DPRD Kalbar, Aron merupakan Anggota DPRD Sekadau tiga periode.
Aron pernah menjadi ketua fraksi, selain itu ia juga pernah menjadi PPK Kecamatan Nanga Mahap. Bapak Aron bersama Bapak Subandrio anggota DPRD kab. Sekadau maju mencalonkan diri sebagai Bupati dan wakil bupati sekadau periode 2020-2025.
Sebagai anak asrama yang pernah mengikuti Mgr. Agus, Aron menyempatkan diri untuk berbicara dan ngobrol santai sambil mohon doa untuk kesehatan, pekerjaan dan niat baiknya.- Samuel_ Komisi Komunikasi Keuskupan Agung Pontianak.