Friday, October 4, 2024
More

    Menguatkan “Passion” Guru di Tengah Pandemi

    Penulis: Oleh Y Priyono Pasti*- Penulis adalah Alumnus USD Yogya, Kepala SMP/Guru SMA St. F. Asisi, Pontianak-Kalimantan Barat (Edisi 376 Majalah DUTA Cetak)

    MajalahDUTA.Com, Pontianak- GURU adalah panggilan hati. Menjadi guru bukanlah takdir, melainkan sebuah keputusan. Itulah sebabnya memiliki ‘passion’, apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang masih menghantui kita saat ini menjadi sangat penting bagi seorang guru untuk mewujudkan panggilan hati (jiwa) keguruannya dalam melayani siswa.

    Kekuatan Luar Biasa

    Passion merupakan kekuatan yang luar biasa untuk bertumbuh dan berkembang dengan baik. Passion menghasilkan kekuatan dari dalam untuk menghadapi dan mengatasi segala tantangan. Passion memberikan sumber energi yang tak habis-habisnya. Passion memberikan kegembiraan (suka cita) dan energi bagi guru untuk melakukan hal yang terbaik dalam proses pendidikan dan pembelajaran (termasuk pembelajaran daring saat ini).

    Guru dengan passion yang dimilikinya, ia menyimpan harapan, menciptakan makna dalam proses pembelajaran, proaktif-inovatif, responsif, berani mengambil risiko (menghadapi masalah), meningkatkan standar kerja, menciptakan iklim kerja (pembelajaran) yang menyenangkan, memberi teladan, dan menginginkan segala sesuatu lebih baik dari sebelumnya.

    Dengan passion-nya, guru dapat dan cenderung melakukan segala sesuatu dengan sukses. Dengan passion guru akan bekerja dengan sepenuh hati. Dengan passion yang dimilikinya, guru akan bekerja dengan sangat baik secara terus-menerus. Guru yang memiliki passion mampu memelihara komitmen dan determinasi dalam situasi dan kondisi apa pun (termasuk di tengah pandemi Covid-19 saat ini).

    Dalam meningkatkan mutu pendidikan, guru yang memiliki ‘passion’ sungguh mutlak diperlukan. Ia merupakan dorongan atau hasrat yang secara konsisten menghendaki seorang guru untuk melakukan tindakan yang berkualitas baik, sungguh-sungguh, dan berorientasi pada pencapaian tujuan atau target.

    Karakteristik guru ber-passion

    Menganalogi dan mengkristalisasikan Shaheena dan Harry Purnama (2010), karakteristik guru yang memiliki passion adalah sebagai berikut.

    Pertama, berpikiran positif. Pikiran positif merupakan syarat penting bagi seorang guru, apalagi di tengah pandemi saat ini, dalam memberikan layanan pendidikan daring yang bermutu bagi para siswanya. Guru dengan pikiran positif akan selalu mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya dengan iklas. Ia akan memberikan energi positif pada teman sejawat dan para siswanya untuk melakukan segala sesuatu dengan kualitas motivasi yang baik dan terus-menerus.

    Kedua, memiliki kebiasaan yang produktif. Dengan passion yang dimilikinya, guru akan selalu menetapkan sasaran yang lebih tinggi. Ia memiliki keberanian dan kemauan yang kuat untuk melakukan berbagai hal yang belum pernah dilakukan, untuk menciptakan kebiasaan baru (new normal) yang lebih menjanjikan dan lebih produktif lagi.
    Ketiga, bertanggung jawab dalam segala hal.

    Guru yang bertanggung jawab, semakin besar kemungkinannya untuk berhasil dalam optimalisasi proses pembelajaran (termasuk pembelajaran daring). Semakin besar tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang guru, keberhasilan proses pembelajaran (daring saat ini) semakin mungkin untuk diwujudnyatakan.

    Keempat, gigih dalam bertindak. Tantangan dan rupa-rupa hambatan (termasuk dalam PJJ) adalah bagian perjuangan seorang guru dalam melaksanakan tugas keguruannya. Guru yang memiliki passion tidak akan menyerah kalah. Sebaliknya, ia akan terus gigih berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi para siswanya.

    Kegigihan guru dalam melakukan suatu tindakan (melaksanakan tugas keguruannya) tampak ketika ia pantang menyerah dan tetap fokus terhadap tugas keguruannya. Kualitas ini akan membuat guru passion berbeda dengan guru yang biasa-biasa saja. Kegigihan dalam melaksanakan tugas adalah karakter yang membedakan antara guru pemenang dan guru pecundang.

    Kelima, terbuka untuk terus-menerus belajar. Guru yang paling sukses adalah guru yang terus-menerus belajar. Setiap pengalaman, entah yang gagal maupun yang sukses diterima dengan lapang dada (terbuka) sebagai pembelajaran hidup. Semakin banyak yang guru pelajari, ia semakin menjadi lebih pintar, lebih bijak, dan semakin besar ia untuk mencapai tujuan dan kesuksesan.

    Keenam, memiliki komitmen. Guru yang berkomitmen dengan sepenuh hati adalah guru yang melakukan dengan gigih, ulet, dan tekun apa yang telah direncanakan dan ditentukannya. Komitmen akan mendorong guru tetap berdiri (tegak) dan melangkah (pasti). Komitmen mengarahkan guru pada tujuan yang dicita-citakan, diantaranya yaitu optimalisasi potensi-potensi kreatif-unik para siswanya serta meningkatkan kualitas pembelajaran (daring).

    Penutup

    Meminjam Jim Kouzes, untuk mencapai kesuksesan (termasuk dalam proses pembelajaran daring), pemilikan passion adalah kuncinya. Ia menegaskan, “Apa pun yang Anda lakukan (termasuk sebagai guru), lakukanlah dengan passion”.

    Pertanyaan reflektif-substansialnya adalah, sudahkah kita, para guru di republik ini (khususnya di Kota Pontianak), memiliki passion dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran daring di tengah pandemi Covid-19 saat ini yang menjadi tugas panggilan (hati) kita sebagai guru?

     

    Related Articles

    Stay Connected

    1,800FansLike
    905FollowersFollow
    7,500SubscribersSubscribe

    Latest Articles