Peserta Lomba Menulis di Bulan Arwah, Penulis :Fransiskus Heru, IG : @hercad04 Alamat : Adong 2, Desa Pawis Hilir Kec. Jelimpo kab. Landak
MajalahDUTA.Com, Pontianak- Saya akan mengajak saudara sekalian bagaimana suku Dayak memperingati roh leluhur mereka, jauh sebelum mereka mengenal Agama. Masyarakat suku Dayak, mereka adalah orang-orang yang paling erat dengan kepercayaan terhadap roh-roh para leluhur mereka.
Baca Juga: MENGENAL SOSOK USKUP AGUNG PONTIANAK, MGR. AGUSTINUS AGUS
Mereka percaya bahwa roh manusia terlahir dari alam dan setiap roh orang-orang yang sudah meninggal mereka pasti akan kembali kepada alam. Mereka percaya bahwa disetiap pohon dan makhluk yang bernapas memiliki roh, oleh karena keyakinan itu mereka akan menjaga dan menghargai alam dan makhluk yang ada disekitarnya.
Seperti yang kita ketahui Kalimantan adalah pulau yang menghasilkan oksigen terbesar untuk dunia, dimana terdapat banyak pohon-pohon besar yang berumur ratusan tahun menjadi penyuplai oksigen untuk umat manusia.
Namun bagi masyarakat suku Dayak, hutan dan pepohonan itu adalah tempat bersemayamnya arwah para leluhur mereka. Mereka mempercayai lingkarnasi kehidupan, bahwa adanya kematian pasti akan ada kehidupan baru untuk roh orang yang sudah meninggal. Setiap roh pastinya akan terlahir kembali, mungkin akan terlahir menjadi manusia baru atau roh akan bersemayam di antara pepohonan.
Eratnya kultur budaya pada masyarakat suku Dayak sampai mereka jaga pada saat sekarang ini. Mayoritas masyarakat suku Dayak menganut kepercayaan Kristen Katolik, namun disamping itu mereka tetap menjaga kepercayaan terhadap roh para leluhur mereka yang bersemayam di antara pepohonan.
Ini akan menjadi pemandangan yang unik untuk masyarakat luar, karena budaya dan agama bisa hidup berdampingan. Dihari tertentu mereka (Suku Dayak) akan memperingati hari roh tersebut, mereka juga menaruh harapan kepada leluhur untuk menjaga alam sekitar dan keselamatan mereka. Prayaan hari roh leluhur ini akan mendekatkan diri mereka kepada alam dan lingkungan sekitar yang telah memberi mereka kehidupan dan keselamatan.
Baca Juga: Mgr. Agus, Gembala Bijaksana dan Rendah Hati
Memperingati hari arwah pada orang yang sudah meninggal dalam masyarakat suku Dayak, seakan membawa kita merenungkan bahwa alam dan lingkungan sekitar adalah ciptaan Tuhan, kita juga harus menghormati orang-orang yang sudah dahulu meninggal dari kita.
Sama halnya dalam kepercayaan agama Katolik kita mengenal “Hari Raya Para Orang Kudus” dimana kita diajak untuk memperingati roh para orang kudus dan orang-orang terdekat atau keluarga yang sudah meninggal.
Meskipun raga mereka sudah tidak dapat bersama dengan kita, namun kita perlu memohon kepada Tuhan agar mereka diberi tempat dikerajaan surga. Kita juga diajak merenungkan bahwa setiap adanya kehidupuan pasti ada kematian.
Inti dari semuanya adalah kita perlu mengharagai dan menghormati apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Kita patut mensyukuri karena kita diberikan kesempatan untuk menikmati ciptaannya yang sungguh luar biasa ini.
Relasi antara Tuhan, manusia dan alam harus simbang karena semuanya adalah bagian terpenting dalam kehidupan. Kita harus bisa mencari makna dari kehidupan kita agar kita dapat lebih menghargaai diri sendiri dan apa yang ada disekitar kita.