Tuesday, December 5, 2023
More

    MENGAPA ROSARIO?

    Penulis: Egi Maryanto- Peserta Lomba Menulis Liputan Bulan Rosario di masa Pandemi Covid-19

    MajalahDUTA.Com, Pontianak- Doa Rosario sangat familiar bagi kalangan Umat Beriman Kristiani. Apalagi pada saat Bulan Mei dan Bulan Oktober, diadakan ibadat Rosario di lingkungan-lingkungan atau dalam kelompok-kelompok kecil, bisa juga berdoa secara pribadi. Pengalaman pribadi, saya sangat bersukacita ikut dalam ibadat Rosario pada Bulan Mei dan Bulan Oktober, sukacita semakin berapi-api karena setelah selesai ibadat akan ada makan-makan bersama.

    Meskipun bukan tujuan utama untuk bisa makan enak gratis, tapi tidak bisa disangkal kehendak perut mengatakan bahwa itulah puncak acaranya. Selain itu, jika rajin ikut ibadat Rosario, komunikasi dan rasa kekeluargaan antar umat juga harapannya semakin terjalin harmonis dan hangat karena bisa berjumpa tiap malamnya atau sesuai waktu yang ditentukan saat ibadat Rosario bersama dari rumah ke rumah.

    Namun, saat ini berbeda, suasana kebersamaan secara langsung tidak bisa dirasakan. Alasan utamanya karena Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang belum juga berkesudahan. Sehingga kegiatan-kegiatan bersama dijaga ketat oleh protokol kesehatan yang sudah disepakati oleh pihak berwenang. Demi keselamatan dan kebaikan bersama, kegiatan-kegiatan ibadat Rosario bersama banyak dilakukan secara virtual. Hebatnya saat ini, cukup varitatif karena bisa mengikuti ibadat yang dipimpin oleh seorang uskup dan yang hadir dari berbagai daerah.

    Meskipun berbeda konteksnya, tapi umat beriman tidak perlu khawatir. Belajar dari kisah-kisah awal kekristenan Zaman Para Rasul, penindasan dan penderitaan hingga nyawa menjadi taruhan bagi orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Banyak umat pada saat itu, harus mengadakan kegiatan-kegiatan doa secara sembunyi-sembunyi, sebab jika diketahui, mereka akan disiksa hingga dibunuh.

    Populernya berdevosi kepada Bunda Maria melalui doa Rosario, tidak lepas dari peristiwa besar yang bersejarah bagi Umat Beriman Kristiani yang hingga saat ini masih dikenang. Pada tahun 1571, di Lepanto, terjadi pertempuran hebat dan penyerangan besar-besaran oleh kerajaan Ottoman Turki. Penyerangan dilakukan terhadap agama Kristen di negara-negara Eropa.

    Kekuatan militer dari pihak Kristen semakin berkurang, dan diprediksi akan kalah. Di saat situasi demikian terjadi, Paus Pius V mengajak seluruh umat Katolik di seluruh Eropa, berdoa Rosario memohon bantuan dan doa dari Bunda Maria. Hal yang sama dilakukan oleh seorang imam yang bernama John dari Austria (atau dikenal dengan sebutan Don Juan), seorang komandan armada pasukan Katolik, juga ikut berdoa Rosario memohon pertolongan Bunda Maria.

    Apa yang terjadi? Pasukan Katolik berhasil memukul mundur pasukan Turki. Seperti sebuah lagu “mujizat itu nyata”, berkat dan karena kekuatan doa seluruh umat, pasukan Katolik berhasil melumpuhkan serangan dari pasukan Turki. Sejak saat itu, pada tanggal 7 Oktober ditetapkan sebagai peringatan Rosario, dan kemudian oleh Paus Gregorius XIII menetapkannya sebagai Hari Raya Rosario.

    Peristiwa yang sungguh terjadi ini, menjadi contoh bagi kita semua bahwa melalui doa tidak ada yang mustahil. Tuhan sungguh berkarya nyata dalam berbagai peristiwa hidup manusia. Hanya bagaimana kesadaran umat lagi merasakan karya Tuhan yang sungguh nyata.

    Oleh karena itu, mengapa Rosario? Rosario menjadi salah satu sarana untuk mendatangkan keselamatan bagi seluruh umat beriman. Rosario yang merupakan untaian manik-manik dengan tampilan dan bentuk yang sederhana memiliki daya kekuatan rohani yang luar biasa ketika kita mendaraskan Doa Salam Maria, secara perlahan sesuai dengan hitungan manik-manik Rosario yang dipakai. Kegiatan yang bisa dan mudah untuk dilakukan setiap orang beriman, di saat bekerja, dalam perjalanan, atau saat teduh dalam kesendirian, dan masih banyak lagi. Memang di saat-saat seperti itu, kita lebih mengisinya dengan terpana menatap layar gadget yang terus menampilkan notifikasi-notifikasi dari berbagai macam sumber. Bukan larangan, namun alangkah lebih baik, jika di bulan yang khusus ini kita luangkan sedikit waktu kita untuk mendaraskan Doa Salam Maria.

    Selagi masih ada waktu, tidak ada salahnya kita berjuang bersama dengan seluruh Umat Beriman untuk berdoa bagi kesehatan bumi kita. Sederhanya luangkan sedikit waktu, lalu ambil Rosario dan bisa juga tanpa Rosario. Setelah itu berdevosi bisa secara pribadi atau virtual, asalkan aman dan tidak melanggar kaidah-kaidah Liturgi Gereja, serta tidak melanggar protokol kesehatan. Ingat seruan dari Mgr. Soegijapranata: “100% Katolik, 100% Indonesia”.

    Ketika semua orang melakukan hal yang sama, kita percaya mujizat itu nyata. Tidak secara langsung terjadi, bisa melalui banyak hal; orang mulai sadar akan kesehatan, para ahli semakin giat menemukan obat yang ampuh, para tenaga medis mendapat dukungan dan kekuatan, keluarga kita terberkati, dan berkat selalu melimpah dalam hidup kita. Tunggu apa lagi, mulai dari sekarang dan dari diri sendiri, selagi masih ada waktu. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika, Rasul Paulus berkata: “Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” (1 Tes 5:16-17)

    Ave Maria!

    Related Articles

    Stay Connected

    1,800FansLike
    905FollowersFollow
    7,500SubscribersSubscribe

    Latest Articles